Akhir Oktober 2018 lalu, Walikota Bandung, Oded Muhammad Danial secara resmi menandatangani prasasti Museum Kota Bandung yang berlokasi di Jalan Aceh No. 47, Babakan Ciamis, Kota Bandung.
Museum ini terdiri dari dua gedung. Bangunan pertama adalah bangunan tua dan yang satunya adalah bangunan baru yang dibangun saat lokasi museum telah ditemukan. Salah satu yang menarik dari berdirinya museum ini adalah penggunaan bangunan tua bersejarah sebagai lokasi museum.
Pasalnya, gedung peninggalan zaman kolonial Belanda ini telah berdiri sejak tahun 1920 di Kota Bandung dan meninggalkan sejumlah cerita menarik dibaliknya. Dulunya, bangunan ini digunakan sebagai Frobelschool (taman kanak-kanak) milik Loge Sint Jan yang dikenal sebagai Loji Freemansory ke-13.
Bangunan ini juga sempat digunakan untuk berbagai kegiatan Diaspora. Oleh karena itu, jangan heran jika desainnya terlihat sangat tua, khas bangunan Belanda.
Museum Kota Bandung Mengusung Konsep Belajar Sejarah yang Modern
Meski berada di bekas bangunan tua, konsep Museum ini mengikuti perkembangan zaman. Tidak seperti bangunan museum pada umumnya yang cukup terkesan membosankan, konsep interior museum ini fokus pada aspek visual dalam pengemasan yang “kekinian”.
Sehingga, para pengunjung yang ingin belajar tentang sejarah Bandung tidak merasa bosan dan justru takjub akan suguhan mural tokoh-tokoh pahlawan Jawa Barat yang ada di sejumlah sudut di museum ini.
Ketimbang teks-teks membosankan, informasi terkait sejarah Kota Bandung di museum ini disuguhkan melalui infografis yang lebih mudah dipahami. Pemilihan konsep infografis sebagai sarana informasi juga membuat pengunjung lebih tertarik membacanya.
Apalagi, infografis dibuat berwarna dan penuh foto lama sebagai ilustrasi tulisan, sehingga lebih eye catching di mata pengunjung. Museum Kota Bandung dibagi menjadi dua bagian. Bangunan pertama khusus menampilkan cagar budaya dengan mengusung empat tema berbeda.
Di sini, Anda akan disuguhkan informasi seputar sejarah terbentuknya Kota Bandung hingga berbagai peristiwa yang terjadi di Bandung setelah kemerdekaan. Sementara di bangunan kedua, khusus memuat segala informasi tentang aspek sosial dan budaya di Kota Bandung. Tertarik datang? Tiketnya gratis, loh!